Peradaban Mekah Sebelum Islam

Trendilmu.com – Halo bertemu lagi dengan trendilmu.com salah satu situs penyedia informasi terbaik yang sangat layak dibaca. Pada kesempatan kali ini kita membahas artikel yang berjudul “Peradaban Mekah Sebelum Islam” Mari kita simak penjelasan lengkap dibawah ini.

Peradaban Mekah Sebelum Islam

Sebelum peradaban Islam muncul, mekah telah mengenai kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa, seni, dan penggunaan metode berpikir meskipun masih sangat sederhana.

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat mekah sangat ditentukan oleh kondisi dan letak geografis. Masyarakat pedalaman Suku Badui hidup dari sektor pertanian, terutama yang mendiami Oase. Sedangkan masyarakat perkotaan kehidupannya ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh karena itu, suku Quraisy terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukun perjalanan dagang dua musim dalam setahun, yaitu musim panas ke Syam, dan musim dingin ke Yaman.

Makkah bukan saja merupakan pusat perdagangan lokal, melainkan sudah menjadi jalur jalur perdagangan dunia yang penting pada saat itu, karena posisinya yang sangat setrategis, yang menghubungkan antara utara (Syam), selatan (Yaman), timur (Persia), dan barat (Mesir dan Abessinia). Di Makkah, pusat perdagangan perdagangan terleta di pasar Ukaz, yang di buka pada bulan Dzuqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

Dalam bidang sosial politik, Arab Jahiliyah tidak memiliki pemerintahan yang mapan. Pemimpin mereka disebut Syaikh” atau “Amir, yang mengurusi masalah perang dan pembagian harta hasil perang. Di luar itu, Syaikh tidak berhak mengatur anggota kabilahnya.

Bangsa Arab sebelum islam juga mengembangkan ilmu astronomi (ilmu perbintangan) dari penemuan bangsa Babilonia yang indah ke Arab karena diserang oleh Bangsa Persi. Mekah juga sudah mengenal ilmu pengobatan yang disebut Thabib”. Ilmu ini berasal dari orang-orang Kaidan yang kemudian dikembangkan oleh orang-orang Arab.

Selain itu, makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di Negeri Arab , baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman dan Syria. Dengan adanya Ka’bah ditengah kota, Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah yang di situ terdapat 360 berhala.

Bangsa mekah penduduk Gurun Pasir hampir tidak dikenal orang.  Penduduk bangsa Arab terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang selalu berperang. Peperangan itu ditimbulkan karena keinginan memelihara hidup, karena hanya siapa yang kuat sajalah yang berhak memiliki tempat kekuasaan, adapun yang lemah hanya berhak mati atau menjadi budak. Keistimewaan penduduk Gurun ialah mereka mempunyai Nasab murni disebabkan tidak pernah dimasuki orang-orang asing, bahasa mereka terpelihara, disebabkan juga karena tidak pernah tercampur oleh bahasa asing.

Bila dilihat dari segi sosiologis Bangsa mekah mempunyai tingkat solidaritas dan budaya yang tinggi yang dapat dilihat dari kehidupan mereka yang mempunyai perasaan kesukuan yang tinggi karena sukuisme itulah yang akan melindungi keluarga dan warga suatu suku. Hal ini disebabkan karena belum ada pemerintahan atau suatu badan resmi yang dapat melindungi rakyat dari penganiayaan dan tindakan sewenang-wenang.

Dalam kehidupan politik kota Makkah terdapat dua suku yang paling berkuasa yaitu: Suku Jurhum, sebagai pemegang politik, dan Suku Ismail (keturunan Nabi Ibrahim), sebagai pemegang kekuasaan atas Ka’bah. Kekuasaan politik kemudian berpindah ke Suku Khuza’fah dan akhirnya ke Suku Quraisy dibawah pimpinan Qushai.  Suku terakhir inilah yang kemudian mengatur urusan politik dan urusan yang  berhubungan dengan Ka’bah.

Ada sepuluh jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah asal Suku Quraisy yaitu: Hijabah, penjaga kunci-kunci Ka’bah; Siqoyah, penjaga mata air zam-zam; Diyat, kekuasaan hakim sipil dan kriminal; Sifarah, kuasa usaha Negara atau duta; Liwa’, jabatan ketentraman; Rifadah, pengurus pajak; Nadwah, jabatan ketua dewan; Khaimmah, pengurus balai musyawarah; Hazimah, jabatan administrasi keuangan; dan Azlam, penjaga panah peramal untuk mengetahui pendapat dewa-dewa.


Dalam kehidupan ekonomi mereka menekuni bidang perniagaan. Adapun faktor yang menolong Makkah dapat memegang peranan dalam perniagaan yaitu orang-orang Yaman berpindah ke Makkah karena mereka mempunyai pengalaman yang luas dalam bidang perniagaan. Penduduk Arab suka merantau untuk berniaga, sebagai suatu usaha yang utama dan sumber yang terpenting bagi penghidupan.
Peradaban Mekah Sebelum Islam
Ilustrasi


Nah begitulah pembahasan artikel kali ini tentang “Peradaban Mekah Sebelum Islam”. Semoga Bermanfaat

0 Response to "Peradaban Mekah Sebelum Islam"

Post a Comment

Iklan Bawah Artikel